Hubungan Stres dengan Gangguan Menstruasi pada Mahasiswi di Akper Pemkab Ngawi
Abstract
Latar belakang : Stress dalam diri individu akan muncul bila ada ketidakseimbangan individu dalam memenuhi kebutuhannya bersifat jasmani maupun rohani. Mahasiswi yang memiliki stress cenderung mengalami gangguan menstruasi. Gangguan pada menstruasi meliputi hipermenoragia, hipomenoragia, polimenorea, oligomenorea, amenorea, dismenorea, dan PMS. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara stress dengan gangguan menstruasi pada mahasiswi di Akper Pemkab Ngawi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design deskriptif korelatif dengan pendekan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh mahasiswi di Akper Pemkab Ngawi yang berjumlah 214 mahasiswi. Pengambilan sampel menggunakan Non Probability dengan teknik Purposive sampling dan besar sampel 139 responden yang termasuk dalam kriteria inklusi sebanyak 128 responden. Instrumen pengumpulan data menggunakan Kuesioner DASS 42 dan kuesioner gangguan menstruasi. Teknik analisis data menggunakan uji statistic Pearson correlation. Hasil : sebagian besar mahasiswi mengalami stress parah, yaitu sebanyak 69 responden (53,8%) dan yang mengalami gangguan menstruasi yaitu 109 responden (82,8%). Hasil uji statistik Pearson Correlation diperoleh nilai taraf yaitu p = 0,000 (P value < 0,05). Hasil koefisien kolerasi 0,317, artinya H1 diterima. Kesimpulan: ada hubungan antara tingkat stress dengan gangguan menstruasi dengan kolerasi sangat lemah. Saran: Maka diharapkan mahasiswi di Akper mampu menjaga emosional yang bisa mengakibatkan stres. Serta lebih mengetahui dan memahami tentang gangguan menstruasi agar siap dalam segala kemungkinan yang terjadi.